PASAR TLAGAN
Hari ini saya akan berkunjung kedesa kenongorejo yang
terletak 7 km dari kota caruban , tepatnya di
KecamatanPilangkenceng ,Madiun .Waktu yang saya butuhkan untuk menuju ke desa sekitar
± 15menit . ![]() |
Pasar Tlagan ,Kenongorejo, Pilangkenceng |
perlengkapan masak terbuat dari tanah liat |
Pedagang yang menempati lapak di pasar tlagan juga lumayan banyak dan barang yang di tawarkan juga beragam mulai dari ikan , sayuran , pakaian ,cobek , pisau , dan barang-barang yang terbuat dari gerabah . Tidak ketinggalan jajanan-jajanan pasar yang menggugah selera juga terdapat disini .Harga - harga yang di tawarkan juga cenderung lebih murah dibanding di pasar-pasar besar, jadi tidak menguras kantong ,,,hehehe
Interaksi Pedagang Dengan Pembeli |
Pedagang di sini juga ramah-ramah dan saling bercengkrama satu sama lain.Dengan
adanya pasar di desa kenongorejo banyak orang luar desa/daerah masuk/datang di
desa kenongorejo .kemudian mereka puun berbaur dengan masyarakat setempat .
Sehinggga informasi-informasi dari luar cepat masuk tersebar di desa
kenongorejo terutama wilayah sekitar pasar.
Setelah sekitar 1 jam di pasar ,saya melanjutkan perjalanan saya di tempat Sentra
kerajinan Batik Tulis Khas kenongorejo. Tempatnya dekat dengan pasar .
SETRA KERAJINAN BATIK TULIS , Pilang Kenceng |
BATIK HANDICRAFT “BAROKAH” merupaka salah satu setra batik yang ada
dikenongorejo , pemilik setra batik ini adalah Bapak Subiyono. Subiyono merupakan satu dari
tiga perajin batik di desa setempat yang masih bertahan. Untuk tetap
mengenalkan batik khas Kabupaten Madiun, pihaknya aktif mengikuti pameran dan
lomba di berbagai daerah. Usaha ini sudah ada sejak tahun 1992 .
Perajin
Batik Kenongo di desa setempat, Subiyono, mengatakan, pihaknya tetap
berproduksi meski dengan skala kecil untuk mempertahankan usahanya."Kegiatan
batik di sini pernah vakum. puncaknya pada tahun 2006 karena minim modal, tidak
adanya regenerasi, dan klaim dari negara tetangga. Saya pernah memasukkan
proposal ke sekolah-sekolah SMA sekitar agar para pelajarnya bersedia belajar
batik, namun tidak ada tanggapan.
Batik Kenongorejo |
Seiring berjalannya waktu dan adanya pengakuan dunia tentang Batik Indonesia, kegiatan membatik di berbagai daerah mulai bangkit. Demikian juga di Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng.
Selain para perajin batik yang jumlahnya hanya beberapa orang, kini setiap hari Kamis sekitar 100-an siswa dari SMA setempat mengadakan pelatihan membatik.
Ia menjelaskan, batik di Desa Kenongorejo sudah mulai dibuat sejak zaman penjajahan Belanda.
Ia menjelaskan, batik di Desa Kenongorejo sudah mulai dibuat sejak zaman penjajahan Belanda.
Batik di kawasan ini mengalami puncaknya pada tahun 1960-an, kala itu produksi batik mencapai 6.000 hingga 7.000 lembar setiap bulannya.
"Kini
produksinya merosot drastis, yakni hanya tinggal 100 hingga 300 lembar setiap
bulannya. Hal ini karena peminat batik mulai berkurang dan akhirnya kalah
dengan tren mode kain dan pakaian dari luar negeri.Subiyono
dan perajin batik lainnya di desa setempat akhirnya mulai melakukan
diversifikasi. Biasanya batik yang dibuat adalah ukuran kain panjang, kini ia
mulai merambah batik dengan bentuk lain.
"Di
antaranya adalah bentuk taplak meja, seprei, sapu tangan, dan sejumlah bentuk
souvenir lainnya yang lebih menarik minat pembeli. Selain itu, warna yang
diberikan juga lebih beraneka dan tidak menggunakan warna tradisional yang
didominasi warna hitam, coklat, dan kuning emas.
Motif Porang |
Motif Kenanga |
Motif andalan dari Batik Kenongo adalah selain bunga kenanga, juga adanya motif porang. Motif porang ini terinspirasi dari tanaman porang yang banyak tumbuh di Desa Kenongorejo yang terdapat di tepi hutan.Untuk meningkatkan penjualan, Subiyono dan perajin batik lainnya terus berinovasi guna memenuhi keinginan pasar. Tidak hanya batik tulis saja yang diproduksi namun juga batik cap dan printing dengan wilayah pemasaran Madiun sekitar dan Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar